Masih
lanjutan dari bahan pelatihan tadi nih, yang ini tulisan dari teman saya M. zulnizar
izin share ya kak
hehehe
izin share ya kak
hehehe
Silahkan
membaca dan semoga bermanfaat
KIAT SUKSES DALAM PEMBUATAN KARYA
TULIS ILMIAH
I.
Pengertian
Karya Ilmiah
“Karya ilmiah merupakan suatu karangan
atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh
hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M.
1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah,
antara lain :
1. Memberi
penjelasan
2. Memberi
komentar atau penilaian
3. Memberi
saran
4. Menyampaikan
sanggahan
5. Membuktikan
hipotesa
Jonnes (1960)
memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan
metode penulisannya. Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif
dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut
prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya
ilmiah, sedangkan bila fakta yang disajikan berupa fakta pribadi yang subyektif
dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah,
karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
II.
Ciri-Ciri
Karya Ilmiah
1. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi serta pernyataan dan
simpulan yang disampaikan dengan bukti-bukti dapat dipertanggungjawabkan.
2. Netral.
Dalam pembuatan karya ilmiah seorang penulis harus bersifat netral, tidak
mengajak,membujuk dan mempengaruhi pembaca serta terbebas dari kepentingan-kepentingan
pribadi dan kelompok tertentu.
3. Sistematis.
Uraian yang dijelaskan pada karya ilmiah dharuskan sistematis dengan pola
pengembangan yang tertentu.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar
induktif atau pola nalar deduktif. Pola nalar induktif bermaksud untuk
menyimpulkan suatu fakta atau data sedangkan pola nalar deduktif bermaksud
untuk membuktikan suatu teori atau hipotesa.
5. Menyajikan
Fakta.
6. Tidak
Pleonastis. Tidak terlalu berlebihan dalam menguraikannya tetapi langsung tepat
sasaran.
7. Bahasa
Formal. Dalam penulisan karya ilmiah diharuskan menggunakan bahasa formal yang
sesuai dengan kidah EYD.
III. Jenis atau Bentuk Karya Ilmiah
1. Makalah
2. Skripsi
3. Tesis
4. Disertasi
5. Artikel
ilmiah
6. Esai
7. Laporan
IV. Bagian-Bagian Penulisan Karya
Ilmiah
Secara
umum, Karya Tulis Ilmiah terdiri atas 3 bagian, yaitu :
1. Bagian
Awal, berisi cover, lenbar pengesahan, kata pengantar,
daftar isi ataupun daftar yang lainnya,
ringkasan/abstrak
·
Cover. Dibuat sesuai dengan aturan yang
ditentukan, biasanya terdapat judul, logo universitas, nama penulis, jurusan,
fakultas serta universitas penulis.
·
Lembar Pengesahan. Berisi nama
pembimbing dari Karya Ilmiah yang di buat serta dibagian bawah terdapat tanda
tangan pembimbing tersebut.
·
Daftar Isi dan Daftar lainnya. Berisi
tentang no. halaman dari tiap-tiap bab, subbab serta gambar atau table (jika
ada).
·
Abstrak. Menurut American National
Standards Institute (1979), definisi abstrak adalah representasi dari isi
dokumen yang singkat dan tepat. Sedangkan menurut definisi umum, abstrak
merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian
penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan.
Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa
yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian
awal sebelum bab-bab penguraian.
2. Bagian
Isi/inti, berisi :
ü Bab
I Pendahuluan
Bagian
Pendahuluan berisi: latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah (bila
di perlukan), tujuan dan manfaat yang ingin dicapai melalui
penulisan.
Ø Latar
Belakang. Berisi tentang alasan serta motivasi penulis dalam membahas tema yang
diangkat.
Ø Rumusan
Masalah. Berisi masalah apa saja yang terjadi serta yang nantinya akan dibahas.
Ø Batasan
Masalah. Menjelaskan batasan yang jelas tentang bagian mana yang dikaji dan
tidak dikaji.
Ø Tujuan.
Menggambarkan tentang hasil-hasil apa yang ingin dicapai dari pembuatan karya
ilmiah tersebut.
Ø Manfaat.
Menggambarkan tentang kegunaan yang diharapakan dari pembuatan karya ilmiah
tersebut.
ü Bab
II Telaah Pustaka / Kajian Pustaka
Telaah
Pustaka berisi uraian yang menunjukkan landasan teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan masalah yang dikaji, uraian mengenai pendapat
yang berkaitan dengan masalah yang dikaji, uraian mengenai pemecahan masalah
yang pernah dilakukan.
ü Bab
III Metodologi Penulisan
Menjelaskan
cara pelaksanaan penulisan serta mencakup bagaimana cara pengumpulan data, alat
yang digunakan dan cara anilisa yang digunakan.
Terdapat
tiga cara dalam melaksanaan penuisan dalam hal pengumpulan bahan tulisan, yaitu
:
1.
Studi Kepustakaan : semua bahan tulisan
di peroleh dari buku atau jurnal.
2.
Wawancara : memberikan
pertanyaan-pertanyaan terkait tema yang dikaji kepada para narasumber
terpercaya.
3.
Observasi : pengamatan secara langsung
terhadap objek yang ingin dikaji.
ü Bab
IV Analisis dan Sintesis (Pembahasan)
Bagian ini berisi analisis-sintesis
permasalahan yang didasarkan pada data dan atau informasi serta telaah
pustaka untuk menghasilkan alternatif model pemecahan masalah
(solusi) atau gagasan yang kreatif.
Pada kasus-kasus tertentu yang sifat
Penulisan Karya Ilmiah berupa Deskriptif, terkadang terdapat pembagian analisa
di dalam Karya Ilmiah yaitu : Analisa Eksisting dan Analisa Future.
Ø Analisa
Eksisting : analisa suatu permasalahan yang dibicarakan
saat ini (masalah yang bersifat hangat dan perlu penyelesaian).
Ø Analisa
Future : lanjutan dari
analisa eksisting yang bertujuan untuk memberikan gambaran kedepan terkait
permasalahan yang ada saat ini. Gambaran kedepan tersebut bisa berupa analisa
masalah yang terjadi pada masa yang akan datang ataupun solusi saat ini yang
berpengaruh untuk masa yang akan datang.
“yang perlu di perhatikan dalam pembuatan analisa
eksisting dan analisa future ini adalah kelengkapan data yang bersifat akurat
dan dapat dipertangungjawabkan kebenarannya”.
ü Bab
V Simpulan dan Rekomendasi
Simpulan harus konsisten dengan analisis dan sintesis pada pembahasan
serta menjawab tujuan. Rekomendasi yang disampaikan berupa alternatif pemikiran
atau prediksi transfer gagasan dan diseminasi gagasan atau adopsi gagasan oleh
masyarakat.
Rekomendasi / saran di tujukan kepada pihak-pihak terkait yang nantinya
berpengaruh terhadap perkembangan / kemajuan yang lebih baik dari Karya Ilmiah
yang di buat
3. Bagian
Akhir, berisi daftar
pustaka dan lampiran
Ø Daftar
Pustaka : Berisi daftar referensi berupa buku, majalah, jurnal dll yang
digunakan dalam penulisan
Ø Lampiran
: penjelasan tambahan dapat berupa gambar, grafik, tabel dll dari penjelasan
yang diberikan sebelumnya.
V.
Format
Penulisan Karya Ilmiah
Pada umumnya, dalam
penulisan suatu karya ilmiah :
1.
Menggunakan kertas ukuran A4 atau Kuarto
2.
Menggunakan font 12
3.
Jenis huruf times new roman
4.
Margin atas 4, bawah 3, kiri 3
dan kanan 3
5.
Jarak spasi 1,5, (khusus Abstrak 1 spasi)
Namun, ada juga dalam
suatu perlombaan menggunakan aturan format penulisan tersendiri sesuai dengan
kebutuhan.
VI. Tata Letak Penulisan Karya Ilmiah
1. Penomoran
Bab serta subbab
ü Bab
dinomori dengan angka romawi.
ü Subbab
di nomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab
dimana bagian ini terdapat.
II.
………… (Judul Bab)
2.1 …………
(Judul subbab)
2.2 …………
(Judul subbab)
2.3 …………
(Judul subbab)
2.3.1.
………… (Judul sub-subbab)
ü Penulisan
nomor dan judul bab ditengah, dengan huruf besar, font 14, tebal
ü Penulisan
nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, font 12, tebal.
2. Penomoran Halaman
ü Bagian
Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (I,ii,iii,iv, … )
ü Bagian
Pokok, nomor halaman di tulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab
pertama adalah nomor Satu.
3. Judul
dan nomor gambar/grafik/tabel
ü Judul
gambar / grafik diketik dibagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik
disebelah atas tengah dari tabel.
ü Penomoran
bergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : 2.1, berarti gambar ke satu
dari bab II
4. Penulisan
daftar pustaka
ü Ditulis
berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
ü Ditulis
menurut kutipan-kutipan.
ü Menggunakan
nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik.
ü Gelar
tidak perlu disebutkan.
ü Setiap
pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka
dengan pustaka lainnya diberi jarak 2 spasi.
ü Bila
terdapat lebih dari tiga pengarang maka ditulis pengarang pertama saja dan di
tambhkan dengan “et al”.
ü Jika
tidak ada nama pengarangny sama maka cukup ditulis garis bawah saja sepanjang
nama yang sama.
VII.
Tahapan
dalam Menulis Karya Ilmiah
Tahapan
dalam menulis karya tulis ilmiah ada lima tahap, yaitu:
1.
Tahap Persiapan. Dalam tahap ini dilakukan:
a. Pemilihan masalah/topik, dalam
pemilihan masalah ini penulis harus mempertimbangkan:
i. Masalah/topik yang akan dipilih harus masalah
yang ada di sekitar penulis.
ii. Masalah/topic yang
dipakai harus masalah yang menarik atau dapat menarik perhatian pembaca.
iii. Pembahasannya
harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
iv. Memiliki data dan
fakta yang objektif dan mencukupi.
v. Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya
meskipun sedikit.
vi. Harus memiliki sumber
acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi pada penulisannya.
b. Pembatasan
topic atau penentuan judul.
i. Pembatasan topic
harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
ii. Penentuan judul
dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah atau setelah penulisan karya
ilmiah tersebut.
iii. Penentuan judul
harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandung unsur 4W+1H, yakni WHAT
(APA), WHY (KENAPA), WHO (SIAPA), WHERE(DIMANA) dan HOW(BAGAIMANA).
c. Pembuatan
kerangka karangan (outline)
i. Membimbing untuk memulai menyusun kerangka
karangan.
ii. Membuat pedoman penulisan karya
ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
iii. Pembuatan rencana daftar isi dari
karya ilmiah.
2. Tahap
Pengumpulan Data
a. Pencarian
keterangan dari bahan bacaan atau referensi.
b. Pengumpulan
keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah.
c. Pengamatan
langsung (observasi) ke objek yang akan diteliti.
d. Percobaan
di laboratorium atau pengujian di lapangan.
3. Tahap Pengorganisasian dan
Pengkonsepan
a. Pengelompokkan
bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan termasuk dalam karya
ilmiah. Setelah itu data diseleksi kembali dan dikelompokkan sesua jenis, sifat
dan bentuknya.
b. Pengkonsepan
karya ilmiah dilakukan sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah
ditetapkan.
4. Tahap Pemeriksaan atau Penyuntingan
Konsep. Dalam tahap ini bertujuan untuk:
a. Melengkapi
data yang dirasa masih kurang.
b. Mengedit
data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pembahasan yang
diangkat oleh penulis.
c. Mengedit
setiap kata-kata dalam penulisan sehingga penyajiannya tidak berulang-ulang
atau tumpang tindih.
d. Mengedit
setiap bahasa yang ada dalam penulisan untuk menghindari pemakaian bahasa yang
kurang efektif dan harus menyesuaikan dengan kaidah ejaan EYD.
5. Tahap
Penyajian. Teknik penyajian dalam penulisan karya ilmiah harus memperhatikan:
a. Segi
kerapian dan kebersihan.
b. Tata
letak (layout) unsur-unsur dalam format penulisan, misal pada halaman pembuka,
halaman judul, daftar pustaka, dll.
c. Memakai
standar yang berlaku dalam penulsian karya ilmiah, misal standar penulisan
kutipan, catatan kaki, daftar pustaka, dan penggunaan bahasa sesuai dengan
kaidah EYD.
Selain
kelima tahapan diatas, ada delapan tahapan menulis karya ilmiah yang diusulkan
oleh Gardner dan Johnson (1997), yaitu
1. Pra-menulis, terdiri dari dua jenis
aktivitas yaitu:
a. Tahapan
penggalian dan pengayaan ide. Dimana tahap ini dapat dilakukan melalui
i. Perenungan.
ii. Membaca
bahan pustaka yang relevan.
iii. Pembuatan
peta pikiran.
b. Penentuan
karakteristik tujuan dan bentuk tulisan.
2. Pembuatan draf awal atau penuangan id
eke atas kertas. Dalam tahap ini, penulis tidak perlu merisaukan konvensi atau
kaidah-kaidah penulisan. Draf awal tidak perlu ditulis rapi, yang penting ide
tersebut dapat mengalir dan dituangkan ke lembaran kertas.
3. Pembacaan
ulang. Tahap ini bertujuan untuk mengoreksi draf awal dan menuliskannya ke
dalam bentuk yang memenuhi kaidah-kaidah penulisan.
4. Pemeriksaan
mitra bestari (share with a peer revisor), yang dilaksanakan dengan meminta
seseorang membaca naskah yang sudah ditulis ulang untuk mengidentifikasi
kelemahan untuk melakukan perbaikan.
5. Revisi
atau perbaikan uulang terhadap naskah dengan cara menambah atau mengurangi
detil pendukung dan hal-hal lain yang teridentifikasi melalui pemeriksaan mitra
bestari.
6. Pengeditan atau perbaikan teknik
penulisan dan ejaan.
7. Penulisan naskah akhir.
8. Penerbitan.
Tulisan yang sangat Ilmiah sekali
BalasHapus